- RW 02 Tirtajaya Depok Gelar Pra Musrenbang 2026, Serap Aspirasi Warga hingga Tingkat DPRD
- BNI Dukung Film Timur Karya Iko Uwais, Dorong Ekonomi Kreatif Nasional
- Evaluasi II Semester I Sanggar Tari Mustika Ayu Dinilai Disbudpar, Spektakuler
- ABPEDNAS Tegaskan Komitmen Transparansi Desa, Jaksa Agung Jadi Ketua Dewan Pembina
- BNI Dukung Sean Gelael Tampil di Asian Le Mans Series 2025/26, Bawa Nama Indonesia ke Level Global
- SMKN 3 Jakarta Bekali Siswa Public Speaking dan Event Management Lewat Program Guru Tamu
- HMI Blitar Kritisi Pemerintah Lamban Penetapan Bencana Nasional
- Komitmen Wakil Rakyat Dukung Pembangunan Infrastruktur Daerah
- Anggota DPRD Barito Utara Sambut Baik Progres Penataan Jalan Pusat Kota Muara Teweh
- Tingkatkan Inprastruktur Kota, Pemkab Barut Laksanakan Proyek Pelebaran Jalan
NFA Pastikan Ketersediaan dan Harga Pangan Selama Tahun 2025 Terkendali Baik, BPS: 65 Persen IPH Daerah Zona Hijau

Keterangan Gambar : Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi
MEGAPOLITANPOS.COM, Jakarta-- Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi memastikan ketersediaan dan harga bahan pokok periode Januari hingga akhir 2025 dalam kondisi aman dan stabil. Kepastian ini Menurut Arief terlihat dari produksi komoditas strategis yang secara konsisten telah terdistribusi dengan lancar.
“Pertama, ketersediaan pangan nasioanal proyeksi sampai 2025 mendatang dalam kondisi aman dan cukup. Kedua, harga pangan secara umum stabil. Dan kalau kita lihat yang menjadi konsentrasi di produsen adalah jagung pipil kering, livebird, dan di konsumen adalah beras medium serta Minyakita,” ujar Arief pada Rapar Koordinasi Pengendalian Inflasi Kemendagri, Senin, 19 Mei 2025.

Baca Lainnya :
- Kementerian Pertanian Pastikan Bantuan untuk Korban Banjir Bandang di Sumatera Barat Segera Tersalurkan
- Kemenkop Pastikan Koperasi Sektor Produksi Siap Penuhi Kebutuhan Bahan Baku SPPG
- Pemerintah Salurkan Bantuan Pangan untuk Korban Banjir dan Tanah Longsor di Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh
- Sabang Kondusif Pasca Penyegelan 250 Ton Beras Ilegal, Warga Justru Beri Dukungan ke Aparat
- Legislator PKS Ingatkan Pemerintah: IKLK dan IKK Turun, Konsumsi Rumah Tangga Terancam Melemah
Berikutnya, kata Arief, harga Gabah Kering Panen di tingkat petani juga sudah di atas Harga Pembelian Pemerintah atau HPP sebesar Rp6.500 perkilogram. Sebagai contoh, harga gabah di Kabupaten Indramayu sudah mencapai Rp 7000.
“Sehingga dalam waktu dekat proyeksi kita harga gabah sudah 7.000 di atas nasional. Karena itu SPHP sudah harus di keluarkan. Sedangkan untuk harga rata-rata Jagung Pipil Kering masih Rp4.800. Adapun realisasi penyerapan jagung dari Bulog baru 30,24 ribu ton atau 3 persen dari target dan harus sama-sama kita tingkatkan,” katanya.
Kendati demikian, Arief mengatakan pemerintah saat ini tengah berupaya menyeimbangkan harga ayam hidup guna mengantisipasi penurunan populasi yang berdampak pada ketersediaan.
“Tugas kita adalah sama-sama untuk melakukan intervensi dengan membeli harga yang baik kepada peternak dan disalurkan kepada masyarakat luas,” katanya.
Sebagai langkah nyata, NFA kata Arief berhasil melaksanakan Gerakan Pangan Murah di lebih 3.000 titik yang dilakukan para kepala daerah di masing-masing wilayahnya secara serentak melalui koordinasi Dinas Pangan daerah.
“Untuk realisasi serap gabah setara beras sudah mencapai 2,183 juta ton. Ini masih ada kesempatan sampai dengan akhir bulan ini karena di beberapa daerah panen raya masih berlangsung dengan intensitas yang juga sangat baik. Berikutnya, stok Bulog realisasi 2,1 juta ton kemudian yang untuk komersial ada 19,8 ribu ton jadi total serapan nasional 2 juta ton. Sementara realisasi SPHP ada 181,173 ton, dan tentunya ada tanggap darurat 298 ton,” katanya.
Mengenai hal ini, Kepala Basan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti mengapresiasi peran besar pemerintah yang berhasil mengendalikan ketersediaan dan harga pangan selama tahun 2025. Kata dia, saat ini terjadi tren penurunan harga bawang putih meskipun secara level masih dalam kategori tinggi.
“Kalau kita perhatikan harga harga komoditas ini seperti cabai rawit sudah mengalami deflasi dan IPH (Indeks Perkembangan Harga) terus menerus turun, namun demikian saat ini harga cabai rawit masih di atas HAP,” katanya.
“Tapi sebagian besar cabai rawit di daerah sudah hijau ini perkembangan yang sangat baik di mana ada 65 persen daerah yang mengalami penurunan cabai rawit. Sementara harga bawang merah sudah turun tapi masih di atas HAP sedikit, telur ayam ras juga sudah baik,” tambahnya.(Reporter: Achmad Sholeh Alek).

















