- Komisi IV DPRD Kota Bogor Minta Pemkot Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan
- Ketahanan Energi Jadi Prioritas, Hulu Migas dan EBT Harus Berjalan Seimbang
- Mahathir Mohamad Terima Sertifikat Apresiasi Asian Inspired Leader dari IWO
- BNI Gelar RUPSLB untuk Perkuat Tata Kelola dan Strategi Hadapi 2026
- DWP Kementerian UMKM dan ID FOOD Salurkan Bantuan Perlengkapan Bayi untuk Korban Bencana di Sumatera
- Menkop Resmikan Command Center Untuk Percepat Digitalisasi dan Pengawasan Kopdes Merah Putih
- RW 02 Tirtajaya Depok Gelar Pra Musrenbang 2026, Serap Aspirasi Warga hingga Tingkat DPRD
- BNI Dukung Film Timur Karya Iko Uwais, Dorong Ekonomi Kreatif Nasional
- Evaluasi II Semester I Sanggar Tari Mustika Ayu Dinilai Disbudpar, Spektakuler
- ABPEDNAS Tegaskan Komitmen Transparansi Desa, Jaksa Agung Jadi Ketua Dewan Pembina
Legislator PKS Ingatkan Pemerintah: IKLK dan IKK Turun, Konsumsi Rumah Tangga Terancam Melemah

Keterangan Gambar : anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PKS, Anis Byarwati
MEGAPOLITANPOS.COM,Jakarta,- Anggota DPR RI dari Fraksi PKS, Anis Byarwati, menyoroti penurunan Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja (IKLK) dan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang baru saja dirilis Bank Indonesia (BI). Menurutnya, tren ini bisa menjadi sinyal serius bagi perekonomian nasional, terutama terkait konsumsi rumah tangga yang selama ini menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.
BI mencatat, IKLK pada Agustus 2025 kembali masuk ke zona pesimis di angka 93,2, melanjutkan tren negatif selama empat bulan berturut-turut sejak Mei 2025. “Menurunnya optimisme terhadap pekerjaan berpotensi menekan konsumsi rumah tangga, karena masyarakat akan lebih berhati-hati dalam membelanjakan uangnya. Jika berlanjut, hal ini dapat memperlambat pemulihan ekonomi nasional,” ujar Anis di Komplek Parlemen, Senayan, Jumat (12/9).
Selain itu, BI juga melaporkan turunnya IKK Agustus 2025 menjadi 117,2 dari sebelumnya 118,1 di Juli. Meski masih berada di level optimis (di atas 100), angka ini merupakan yang terendah sejak September 2022.
Baca Lainnya :
- Fraksi PKS Kota Bogor Berikan Dukungan dan Bantuan untuk RSUD Kota Bogor
- Stabilitas Ekonomi Nasional Dimulai dari Rumah Tangga, Tegas Anggota Komisi XI DPR Anis Byarwati
- Ratu Maxima Hadiri National Financial Health Event 2025, Anis Byarwati Tekankan Pentingnya Literasi Keuangan di Era Digital
- APBN Defisit Rp479,7 Triliun di Oktober 2025, DPR Minta Kemenkeu Genjot Pendapatan dan Percepat Belanja
- Wartawan Dilarang Liputan : Ini Penjelasan Anggota DPR RI Zulfikar S.H
“Eksekutif perlu merespons cepat penurunan IKK ini. Angka 117,2 adalah sinyal waspada karena menunjukkan penurunan optimisme konsumen yang cukup signifikan,” tegas anggota Komisi XI DPR RI tersebut.
Usulan Solusi: Naikkan PTKP hingga Perkuat Kebijakan Fiskal
Anis menekankan bahwa melemahnya keyakinan konsumen akan berdampak langsung pada daya beli masyarakat. Karena itu, ia mendorong Menteri Keuangan yang baru untuk segera merumuskan kebijakan yang dapat memperkuat konsumsi rumah tangga.
“Jika konsumsi meningkat, investasi juga akan bergerak. Salah satu opsi yang bisa dipertimbangkan adalah menaikkan Pendapatan Tidak Kena Pajak (PTKP). Usulan ini pernah disampaikan PKS dua tahun lalu, karena berpotensi mendorong perekonomian sekaligus menjaga daya beli masyarakat,” paparnya.
Selain menaikkan PTKP, Anis juga menyebut kebijakan fiskal ekspansif perlu ditempuh, baik melalui subsidi, pemotongan pajak, maupun cash transfer.
“Intinya, pemerintah harus sigap menjaga optimisme masyarakat, sebab konsumsi rumah tangga menyumbang lebih dari separuh perekonomian kita. Jika melemah, dampaknya bisa meluas ke sektor lain,” pungkasnya.(Reporter: Achmad Sholeh Alek).



.jpg)













