- SMKN 3 Jakarta Bekali Siswa Public Speaking dan Event Management Lewat Program Guru Tamu
- HMI Blitar Kritisi Pemerintah Lamban Penetapan Bencana Nasional
- Komitmen Wakil Rakyat Dukung Pembangunan Infrastruktur Daerah
- Anggota DPRD Barito Utara Sambut Baik Progres Penataan Jalan Pusat Kota Muara Teweh
- Tingkatkan Inprastruktur Kota, Pemkab Barut Laksanakan Proyek Pelebaran Jalan
- Menkop Resmikan Pembangunan Koperasi Kelurahan Merah Putih Sokoduwet di Pekalongan
- Pemkab Dan DPRD Siapkan Agenda Pembahasan Lanjutan Terkait Struktur Fiskal
- APBD 2026 Fraksi Aspirasi Rakyat Minta Strategi Pendapatan Konkrit
- Bupati Jawab Usulan F PKB Terkait Pengawasan Csr Perusahaan Tambang
- BNI Dorong Digitalisasi dan Transparansi Rantai Pasok FMCG
APBN Defisit Rp479,7 Triliun di Oktober 2025, DPR Minta Kemenkeu Genjot Pendapatan dan Percepat Belanja

Keterangan Gambar : anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PKS, Anis Byarwati
MEGAPOLITANPOS.COM, Jakarta — Kementerian Keuangan melaporkan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami defisit sebesar Rp479,7 triliun hingga Oktober 2025, atau 2,02 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Defisit terjadi karena pendapatan negara belum mampu mengimbangi realisasi belanja pemerintah.
Berdasarkan laporan Kemenkeu, pendapatan negara sampai akhir Oktober 2025 mencapai Rp2.113,3 triliun, atau 73,7 persen terhadap outlook APBN 2025. Sementara itu, realisasi belanja negara telah mencapai Rp2.593 triliun, atau 73,5 persen dari outlook 2025.
Menanggapi hal tersebut, Anggota DPR RI sekaligus anggota Badan Anggaran, Anis Byarwati, menyampaikan apresiasi sekaligus sejumlah catatan kritis terhadap kinerja APBN 2025.
Baca Lainnya :
- Fraksi PKS Kota Bogor Berikan Dukungan dan Bantuan untuk RSUD Kota Bogor
- Stabilitas Ekonomi Nasional Dimulai dari Rumah Tangga, Tegas Anggota Komisi XI DPR Anis Byarwati
- Ratu Maxima Hadiri National Financial Health Event 2025, Anis Byarwati Tekankan Pentingnya Literasi Keuangan di Era Digital
- APBN Defisit Rp479,7 Triliun di Oktober 2025, DPR Minta Kemenkeu Genjot Pendapatan dan Percepat Belanja
- Wartawan Dilarang Liputan : Ini Penjelasan Anggota DPR RI Zulfikar S.H
“Jika dibandingkan dengan Oktober 2024, pendapatan negara menurun sebesar 6,5 persen. Tahun lalu realisasi mencapai 80,2 persen, sementara sekarang hanya 73,7 persen,” ujar Anis di Komplek Parlemen DPR RI, Senayan, Jakarta, Sabtu (22/11/2025).
Belanja Negara Melambat
Anis juga menyoroti perlambatan realisasi belanja negara. Ia mencatat bahwa belanja negara Oktober 2025 73,5 persen dari outlook lebih rendah dibandingkan Oktober 2024 yang mencapai 74,3 persen.
“Ada penurunan 0,8 persen. Padahal semangat percepatan belanja terus didengungkan. Namun data berbicara sebaliknya,” ungkapnya.
Menurutnya, pemerintah harus mendorong penyerapan anggaran agar lebih cepat demi mendorong daya ungkit ekonomi.
“Realisasi dan eksekusi yang lambat akan mereduksi fungsi stimulus fiskal. Pemerintah harus bekerja lebih ekstra karena ini menyangkut kondisi ekonomi, harapan, dan kesejahteraan rakyat,” tegasnya.
Defisit Meningkat Dibanding Tahun Lalu
Dari sisi fiskal, defisit APBN hingga Oktober 2025 lebih besar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada Oktober 2024, defisit tercatat 1,37 persen terhadap PDB, sementara tahun ini melebar menjadi 2,02 persen.
“Defisit ini terjadi karena pendapatan negara lebih rendah dibanding belanja negara. Kemenkeu harus bekerja lebih keras untuk mengoptimalkan pendapatan di tengah ketidakpastian global,” katanya.
Politisi PKS tersebut juga mengingatkan bahwa target penurunan defisit anggaran merupakan amanat penting dari Presiden Prabowo Subianto saat penyampaian RUU APBN dan Nota Keuangan di DPR pada Agustus 2025.
“Menteri Keuangan harus mengupayakan amanat presiden tersebut seoptimal mungkin,” tutup Anis.(Reporter: Achmad Sholeh Alek).

.jpg)















