- Wamenkop Farida: Kopontren Dapat Menjadi Motor Penggerak Ekonomi Umat
- Koramil 13/Cisoka Salurkan Sembako kepada 20 KK di Kp Bendung
- Tim Bola Voli Putra Pussimpur Menkandaskan Mimpi Tim Gabungan Sdirdik, Sdirren Dan Kesehatan Menjadi Juara 3
- Menkop Ajak BINUS Dalam Percepatan Modernisasi Kopdes Merah Putih
- Setelah setahun renovasi, SKYE Kembali Buka Desember ini dengan Konsep Baru, Desain Hangat, dan Menu Istimewa yang Siap Memikat
- Bupati Tangerang Tinjau RW 11 Villa Tangerang Elok, Serap Aspirasi Warga Terkait Permasalahan Banjir
- Kemenkop Perkuat Pengawasan, Targetkan Koperasi Jadi Sokoguru Ekonomi Nasional dalam 5 Tahun
- Sesmen UMKM Dorong UMKM Manfaatkan Teknologi Tepat Guna untuk Tingkatkan Daya Saing
- Rijanto, Lantik dan Sumpah Janji Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama Pemkab Blitar
- Bupati Blitar HKN Ke -61 Perkuat Kolaborasi Wujudkan Generasi Sehat, Dan Hebat
Praktisi Hukum: Maraknya Tawuran Bukti Sistem Kewaspadaan Dini Tak Berfungsi

Keterangan Gambar : Praktisi Hukum Anrico Pasaribu
MEGAPOLITANPOS.COM,JAKARTA — Maraknya aksi tawuran antar pelajar di Jakarta, khususnya di wilayah Jakarta Barat dalam beberapa waktu terakhir, dinilai sebagai bukti lemahnya fungsi sistem kewaspadaan dini di masyarakat.
Hal tersebut disampaikan oleh Praktisi Hukum Anrico Pasaribu, menanggapi fenomena tawuran pelajar yang kembali merebak di Ibu Kota.
Baca Lainnya :
- 4 Program Inovasi, Bunda PAUD siap Wujudkan Pendidikan Anak Usia Dini Berkualitas dan Inklusif
- Penambahan 4 SMP Di Kota Tangerang Sebagai Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusi
- Hangatnya Reuni Alumni SMA IX Bulungan: 40 Tahun Bersahabat, Tak Lekang oleh Waktu
- Komisi II Gelar Raker Bersama Mitra Kerja Bahas Pertanian Sistem Organik Berkelanjutan
- Kuasa Hukum Ampera Desak Bupati Blitar Tuntaskan Redistribusi Perkebunan
“Saya rasa maraknya aksi tawuran di Jakarta terjadi karena peran intel dari Polri maupun Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) tidak berfungsi dengan baik. Seharusnya mereka memahami titik-titik rawan tawuran, sehingga dapat dicegah sebelum terjadi,” ujar Anrico kepada wartawan, Minggu (5/10/2025).
Anrico menilai, wilayah yang masih sering menjadi lokasi tawuran menunjukkan adanya kegagalan dalam sistem kepemimpinan di tingkat daerah.
“Kalau di suatu wilayah masih sering terjadi tawuran dan angka kriminalitas tinggi, berarti di situ ada kegagalan kepemimpinan. Sosok pemimpin seperti itu seharusnya dievaluasi atau diganti,” tegasnya.
Lebih lanjut, Anrico meminta aparat kepolisian agar memberikan sanksi yang lebih tegas kepada para pelaku tawuran guna menimbulkan efek jera.
“Para pelaku tawuran ini seperti meledek aparat. Mereka ditangkap, tapi beberapa hari kemudian dilepaskan. Akibatnya, tidak ada efek jera dan mereka bisa mengulangi perbuatannya lagi. Karena itu, polisi harus memberikan sanksi pembinaan yang tegas agar mereka benar-benar kapok,” ujarnya menutup.(. Reporter: Achmad Sholeh Alek)




.jpg)











