- Agar Bisa Bersaing dan Ekspor ke Pasar Global, Cahaya Ladara Nusantara Berkomitmen Kembangkan UMKM Indonesia
- Tim BKS Benangin Raih Juara Pertama Putri, Pada Kejuaraan Bola Voly Barito Utara, Cup 1 ,Semi Open Piala Pj Bupati Barito Utara 2024,
- Penutupan Tournamen Bola Voly Barito Utara Cup Semi Open Kesatu,Tahun 2024
- BNI Tembus Daftar 1.000 Perusahaan Terbaik Dunia 2024, Menurut TIME dan Statista
- Babinsa Monitoring Urine dan Skrining HB di SMPN 2 Legok : Tidak Ada Temuan Pengguna Napza
- Jajaran Koramil 01/Teluknaga dan Polsek Teluknaga Hadiri Pelantikan Pengurus KNPI Teluknaga
- Jelang Pilkada Serentak, Dandim 0506/Tgr Minta Bakorkomwil Jaga Situasi Kondusif
- Serda Syahruddin Hadiri Pengajian Rutin Bulanan
- Polres Blitar Lakukan Pengecekan Ranmor Dinas dan Simulasi Patwal Pengamanan Pilkada Serentak 2024
- Warga Rt 10 Dermaga Kelurahan Lanjas Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H
PKS: Daya Beli Masyarakat Anjlok, Pemerintah diingatkan Jangan Lengah
MEGAPOLITANPOS.COM, Jakarta- Ketua DPP PKS Bidang Ekonomi dan Keuangan Anis Byarwati menyebut data Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru menyebut terjadi deflasi pada tiga bulan berturut-turut. "Deflasi bisa menjadi sinyal bahaya, karena mengindikasikan melemahnya daya beli masyarakat, tercermin juga pada penurunan pertumbuhan tahunan simpanan di bank dari 7,8% jadi hanya 4,1% utamanya tabungan dibawah Rp100 juta," katanya di Jakarta (9/8/2024).
Anggota komisi XI DPR RI menerangkan turunnya daya beli masyarakat memengaruhi pendapatan negara seperti penurunan PPN dan turunnya setoran pajak industri perdagangan. "Penurunan daya beli bisa berimbas pada, turunnya juga laba industri dan perusahaan, jadi negara juga ikut dirugikan," ungkapnya.
Anis mengkhawatirkan bila daya beli masyarakat yang anjlog berkepanjangan akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi terhambat sehingga kemiskinan akan semakin meningkat. "Tentunya Pemerintah harus _aware_ dengan situasi ini, jangan lengah dan menyangkal penurunan daya beli, angka PHK saja meningkat dan menurut data BPS jumlah pengangguran masih tercatat 7,2 juta jiwa," ujarnya.
Baca Lainnya :
- Anggota DPR RI Arzeti Bilbina Dukung Susu Ikan Sebagai Alternatif Susu Sapi dalam Program Makan Bergizi Gratis
- Tingkatkan SDM Di Bidang Roasting Kopi, KemenKopUKM Gelar PBK Di Palembang
- Penurunan Anggaran KemenkopUKM 2025 Picu Kekhawatiran di Komisi VI DPR
- DPP PKS: Pemerintah Harus Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Kelas Menengah
- Komisi XI DPR RI Ingatkan Pembangunan Ekonomi Harus Memperhatikan Kualitas dan Pemerataan
Wakil Ketua BAKN DPR RI ini kemudian menyebut Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia masih salah satu yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara. "Sementara angka PHK juga mengalami lonjakan di periode Januari-Juni 2024 mencapai 32.064 orang menurut data Kemnaker, angka tersebut baik 21,4% dari periode yang sama tahun lalu, artinya kondisi perekonomian melemah," katanya.
Legislator perempuan PKS ini mengingatkan pemerintah agar terus berupaya menjaga daya beli masyarakat dengan instrumen fiskal, utamanya untuk masyarakat kelas menengah yang belum mendapat perlindungan sosial. "Selain itu untuk meningkatkan daya beli terutama dengan investasi, utamanya investasi yang berkualitas dan di sektor padat karya, yang selama ini Indonesia belum mendapatkan banyak investasi yang berkualitas," ungkapnya.
Anggota Fraksi PKS ini juga menyebut pada akhir periode pemerintahan Joko Widodo jumlah kelas menengah menurun sehingga berdampak pada turunnya daya beli masyarakat. "Jika pemerintahan tidak berakhir husnul khotimah, tentunya akan mewariskan beban fiskal yang kian berat, anjloknya daya beli memengaruhi rasio pajak atas PDB dan menyulitkan pemerintahan baru," pungkasnya.(Reporter: Achmad Sholeh Alek).