- BNI Raih Dua Gold Award Internasional, Strategi Pengembangan SDM Diakui Dunia
- Klarifikasi Pihak Management Speakout Lounge and Bar Pakons, Terkait Tudingan Tak Berijin
- Kementerian UMKM Lampaui Target Rasio Kewirausahaan Nasional 2025
- Kemenkop dan Gerakan Koperasi Galang Bantuan untuk Korban Bencana Sumatra, Dana Capai Rp1,64 Miliar
- Ketua DPRD Jelaskan Perda Sistem Pertanian Organik
- Pemenang Perkara Incrach Minta Ketua Pengadilan Negeri Bekasi Dicopot Karena tidak Jalankan Eksekusi Perkara
- Sumber Amber Kandangan Destinasi Wisata Air yang Diyakini Bagus untuk Kesehatan Tubuh.
- Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif Dalam Anugerah KIP 2025
- Komisi IV DPRD Kota Bogor Minta Pemkot Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan
- Ketahanan Energi Jadi Prioritas, Hulu Migas dan EBT Harus Berjalan Seimbang
Benny Rhamdani: Kompetensi dan Skill Pekerja Migran Indonesia Menentukan Harga Diri Bangsa

Keterangan Gambar : Pelepasan 175 PMI Program G to G Korea Selatan di El Hotel Kelapa Gading Jakarta Utara.
MEGAPOLITANPOS.COM, Jakarta - Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani mengatakan, kompetensi dan skill Pekerja Migran Indonesia (PMI) menentukan harga diri bangsa di mata dunia. Menurut Benny, faktor tersebut dilihat dari bagaimana negara hadir dalam proses penempatan PMI terlatih dan terdidik di setiap negara tujuan.
"Wajah dari negara ini dan hadirnya negara ini akan dilihat dari pekerja kita. Jadi kalau pekerja-pekerja yang kita tempatkan adalah pekerja yang memiliki skill, pekerja-pekerja yang terdidik memiliki attitude (sikap) pekerja-pekerja yang bisa mematuhi aturan perundang-undangan negara setempat pekerja-pekerja yang menunjukkan perilaku yang baik sebagai orang Indonesia beradaptasi dengan cepat dengan lingkungan mereka, tentu ini akan menjadi pertaruhan bagaimana orang luar menilai negara kita," papar Benny Rhamdani kepada wartawan saat melepas keberangkatan 175 PMI skema penempatan G to G Korea Selatan, di El Hotel Royale, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (7/11).
Benny menuturkan juga pentingnya menjaga perilaku saat bekerja di negara penempatan dan menjaga jati diri bangsa.
Baca Lainnya :
- Klarifikasi Pihak Management Speakout Lounge and Bar Pakons, Terkait Tudingan Tak Berijin
- Ketua DPRD Jelaskan Perda Sistem Pertanian Organik
- Sumber Amber Kandangan Destinasi Wisata Air yang Diyakini Bagus untuk Kesehatan Tubuh.
- HMI Blitar Kritisi Pemerintah Lamban Penetapan Bencana Nasional
- 2.9 Triliun Jadi APBD Majalengka 2026, Ini Alasannya
"Tentu harapan-harapan kita adalah mereka tetap disiplin menunjukkan sebagai orang Indonesia, datang dari negara yang besar, dan yang pasti adalah apapun lingkungan mereka ataupun kultur dan budaya negara dimana mereka bekerja tetap mereka menjadi orang Indonesia," ujarnya.
Selain itu Benny berharap, PMI dapat menularkan ilmu-ilmu yang didapat dari hasil bekerja untuk masyarakat luas.
"Selain mereka bekerja dalam konteks pertarungan dan kompetisi global dengan negara-negara penempatan lain, yang kita harapkan juga transfer knowledge-nya terjadi. Mereka ambil ilmu pengetahuan teknologi di negara yang maju-maju itu (misal Korea), itulah yang bisa dibawa ke Indonesia dan itu nantinya tentu bisa ditularkan kepada anak-anak bangsa yang lain," pinta Benny.
*Pelepasan PMI*
Hingga tanggal 7 November 2022 BP2MI telah melepas ratusan ribu PMI melalui beberapa program skema penempatan.
Terhitung per 1 Januari hingga 7 November 2022, penempatan seluruh skema sudah 150.640 orang. Menurut Kepala BP2MI, jumlah ini dapat terus bertambah.
Diperkirakan, hingga akhir tahun ini, jumlah keberangkatan CPMI dapat mencapai sekitar 170.000 orang.
"Bisa tembus ke angka 170 ribuan, kalau melihat ada waktu dua bulan lagi," kata Benny Rhamdani dalam sambutannya di acara pelepasan keberangkatan 175 PMI skema G to G Korea Selatan, (7/11).

















