- BNI Dukung Film Timur Karya Iko Uwais, Dorong Ekonomi Kreatif Nasional
- Evaluasi II Semester I Sanggar Tari Mustika Ayu Dinilai Disbudpar, Spektakuler
- ABPEDNAS Tegaskan Komitmen Transparansi Desa, Jaksa Agung Jadi Ketua Dewan Pembina
- BNI Dukung Sean Gelael Tampil di Asian Le Mans Series 2025/26, Bawa Nama Indonesia ke Level Global
- SMKN 3 Jakarta Bekali Siswa Public Speaking dan Event Management Lewat Program Guru Tamu
- HMI Blitar Kritisi Pemerintah Lamban Penetapan Bencana Nasional
- Komitmen Wakil Rakyat Dukung Pembangunan Infrastruktur Daerah
- Anggota DPRD Barito Utara Sambut Baik Progres Penataan Jalan Pusat Kota Muara Teweh
- Tingkatkan Inprastruktur Kota, Pemkab Barut Laksanakan Proyek Pelebaran Jalan
- Menkop Resmikan Pembangunan Koperasi Kelurahan Merah Putih Sokoduwet di Pekalongan
Diduga Gara - Gara Tidak Mendapat Uang Transpot Ratusan Warga Undangan Reses DPRD Provinsi Jatim Kecewa dan Bubar

MEGAPOLITANPOS.COM,Blitar - Gara - gara tidak diberi uang transport sejumlah warga undangan konstituen peserta penyerapan aspirasi masyarakat geger saat berlangsung acara serap aspirasi atau reses di desa Bendosewu Kecamatan Talun pada Selasa malam (30/01/24)
Pembubaran diri konstituen geger dipicu gara-gara undangan tidak menerima uang transport dari Guntur Wahono Fraksi PDI- Perjuangan Daerah Pemilihan 7 privinsi Jawa Timur. Pembubaran diri undangan itu sendiri diperkirakan sekitar pukul 20.00 WIB.
Menurut sumber informasi yang berhasil dihimpun sejumlah media menyebutkan kronologi awal peristiwanya, yakni sekitar pukul 19.30 WIB, ada sekitar 300 orang konstituen warga masyarakat mulai berdatangan.
Baca Lainnya :
- 2.9 Triliun Jadi APBD Majalengka 2026, Ini Alasannya
- Usai Pemagaran PT KAI di Desa Ciborelang Jatiwangi, Pengguna Lahan Mohon Keadilan
- Hari Angklung Sedunia, Bupati Majalengka H Eman Suherman Ingatkan Nilai Filosofinya
- Akselerasi Capaian RLS, Pemkab Majalengka Gelar MoU dengan Desa
- 4 Program Inovasi, Bunda PAUD siap Wujudkan Pendidikan Anak Usia Dini Berkualitas dan Inklusif
Dikatakan salah satu warga penerima undangan, nampaknya panitia hanya menyiapkan paket berisi mie goreng dan kaos. Dari pertama saja nampak para undangan sudah mulai gelisah setelah dicek bingkisan tidak ada uang transportnya.
"Saya kira uang transport sudah dimasukan jadi satu paket, namun setelah kawan kawan juga ngecek ternyata kosong, tidak ada amplop berisi uang," ungkap undangan yang enggan menyebutkan namanya.
Tak lama kemudian Guntur Wahono sudah mulai melakukan dialog dengan masyarakat, Dia menyampaikan masyarakat bendosewu mau meminta program apa saja yang dikehendaki masyarakat Bendosewu, "Nah pada saat ada pertanyaan itu, tidak ada satupun yang masyarakat yang hadir bertanya kepada pak Guntur," kata warga
Sesaat ruang tanya jawab menjaring aspirasi ada warga yang melontarkan suara sumbang dari warga undangan sisi belakang meminta uang transport. Hal ini suasana mulai gaduh. Akhirnya, Guntur Wahono berpamitan pulang dulu, dengan dalih masih ada kegiatan lagi. Bahkan sebelum meninggalkan tempat berpesan, "kalau ada aspirasi bisa dicatat nanti kita tampung aspirasi masyarakat," masyaralat menirukan .
Merasa kesal adanya hal ini membuat suasana semakin bertambah gaduh. Dari belakang mulai merangsek ke depan terjadilah saling dorong. Hingga beberapa undangan berjatuhan. Kondisi benar-benar kacau. Suara jeritan dan beberapa kursi saling terlempar. Para peserta sudah berhamburan saling menyelamatkan diri.
Beberapa peserta berjatuhan. Kondisi mencekam, akhirya ratusan undangan berhamburan keluar sambil melempar dan membuang kaos tanda kecewa.
Dari pihak masyarakat bernama Supangat yang ditunjuk selaku panitia pihaknya sangat menyayangkan terjadi kericuhan masyarakat karena dipicu gara gara tidak ada uang transpot. "Pada mulanya acara berlangsung lancar saja, namun setelah dipicu teriakan beberapa peserta minta uang transport, maka acara akhirnya bubar," ungkapnya.
Selain Supangat hal senada juga diungkapkan oleh peserta bernama Diantok, kepada wartawan Dianto mengungkapkan, yang namanya acara reses anggota DPR, sudah menjadi tradisi umum kalau anggota dewan memberikan uang transpornya. "Jadi permasalahan malam itu kegaduhan dipicu karena uang transport, dan masyarakat pulang sambil berdesakan dan saling dorong, akhirnya bubar saling mengamankan diri," jelasnya.
Sementara itu Guntur Wahono dihubungi media ini melalui pesan singkat Whatsapp nomor phonselnya Rabu (31/01/24) hingga berita ini diturunkan, yang bersangkutan masih membuka pesan singkat konfirmasi media ini.(za/mp)

















