- Songsong Indonesia Emas 2045 Bappedalitbang Kabupaten Blitar Lounching Pilot Project Pembentukan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Filial
- Polres Blitar Peduli, Gerak Cepat Penanganan Bantuan Korban Dampak Banjir di Wilayah Kecamatan Binangun
- Bupati Asahan Kembali Ninjau Persiapan Pemilu 2024
- Jelang H-1 Pilkada Serentak, Wakil Bupati Asahan Tinjau Beberapa Kecamatan
- Bupati Asahan Saksikan Pemusnahan Surat Suara Tidak Terpakai
- KPU Barito Utara Gelar Rapat Koordinasi Pleno Terbuka Penghitungan Perolehan Suara Gubernur Dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah Serta Bupati Dan Wakil Bupati Barito Utara 2024 - 2029
- Terminal Humor Tempat Hiburan Keluarga Hadir di Jakarta
- Personil Koramil 05/Blj Monitoring Kegiatan Car Free Day
- DPR Puji Kehadiran BNI di Belanda: Berikan Layanan Terbaik ke Diaspora
- Gelar Kaderisasi Merah Putih, Dr. Nurdin : Siapkan Generasi Emas yang Menyebarkan Semangat Persatuan dan Cinta Tanah Air
DPR RI Ingatkan Pemerintah Belum Ada Daerah Yang Memiliki Kemandirian Ekonomi
MEGAPOLITANPOS.COM, Bali- Komisi XI DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Klungkung Bali pada Rabu (6/12/2023). Kunjungan kerja ini dilakukan dalam rangka memasuki masa reses. Beberapa mitra Komisi XI yang turut hadir pada acara ini diantaranya Sekjen Kemenkeu, BAPPENAS, BPK, dan OJK.
Dalam setiap kunjungan kerja, Komisi XI mengajak mitra kerja untuk hadir agar bisa diketahui perkembangan, capaian dan permasalahan yang ada di daerah.
Baca Lainnya :
- PKS: Pemerintah Perlu Pertimbangkan Ulang Kenaikan PPN 12% pada 2025
- Ketua DPP PKS Anis Byarwati: Perlu Terobosan Secara Fiskal dan Sektoral untuk Pertumbuhan Ekonomi yang Tinggi
- PKS Sebut, Rendahnya Pendapatan jadi Tantangan Kinerja APBN 2024
- Pendapatan Pajak Turun, PKS ingatkan Pemerintah Rem Belanja Tidak Produktif
- Legislator PKS Sebut, Pemerintah Baru Punya Peluang Rombak APBN 2025
Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PKS, Anis Byarwati, menilai bahwa pernyataan Kementerian Keuangan yang mengatakan bahwa kinerja realisasi APBN Provinsi Bali pada triwulan ketiga dinilai sangat baik, dan bahwa BAPPENAS menyebutkan banyak hal-hal yang perlu diperbaiki dan belum terkategori baik.
Menurut Anis, kedua pernyataan ini sulit untuk dipahami secara bersamaan. “Korelasinya agak rumit,” tutur Anis. Ia mengulas catatan BPK sebelum pandemic Covid-19 yang menyatakan bahwa satu-satunya daerah yang memiliki kemandirian ekonomi adalah Kabupaten Badung. Namun ketika pandemic datang, data ini berubah dan tidak ada lagi daerah yang memiliki kemandirian ekonomi.
Wakil ketua Badan Akuntabilitas dan Keuangan Negara (BAKN) DPR RI ini juga mengingatkan tentang Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) yang dilakukan oleh kementerian Keuangan. Anis menyampaikan bahwa selama ini banyak permasalahan yang sangat umum dan terjadi berulang-ulang setiap tahun. Padahal dampak TKDD dirasakan secara langsung oleh daerah.
Proporsi antara Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan transfer dari pusat hampir di semua daerah, sebesar 20%-80%. “Jika transfer dari pusat telat, daerah kesulitan, hal ini menunjukkan, kemandirian fiscal daerah belum tercapai,” terangnya.
Masalah lain yang sering ditemukan, ketika transfer dari pusat sudah masuk, namun dana belum bisa dicairkan karena juknisnya belum lengkap. TKDD sendiri ditujukan untuk mendorong Pembangunan di daerah. Dengan adanya masalah-masalah ini, daerah terhambat untuk melakukan Pembangunan.
Perbedaan persepsi antara Kemenkeu dengan BAPPENAS terjadi karena di satu sisi Kemenkeu sudah merasa melakukan transfer ke daerah, disisi lain BAPPENAS belum melihat adanya Pembangunan. ”Kementerian keuangan harus memperbaiki masalah-masalah yang terjadi berulang setiap tahun,” tegas Anis.
Ketua DPP PKS Bidang Ekonomi dan Keuangan ini menegaskan bahwa BPK yang melakukan audit terhadap keuangan daerah, perlu betul-betul melihat dampak pertumbuhan ekonomi terhadap kesejahteraan penduduk di daerah-daerah metropolitan (daerah maju secara ekonomi). “Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak menjamin kesejahteraan penduduknya. Karenanya BPK Perlu menyajikan data apakah penduduk di daerah metropolitan turut Sejahtera atau tidak,” tutup Anis.(Reporter: Achmad Sholeh Alek)