DPR RI Ingatkan Pemerintah Belum Ada Daerah Yang Memiliki Kemandirian Ekonomi

By Achmad Sholeh(Alek) 07 Des 2023, 12:16:18 WIB Nasional
DPR RI Ingatkan Pemerintah Belum Ada Daerah Yang Memiliki Kemandirian Ekonomi

MEGAPOLITANPOS.COM, Bali- Komisi XI DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Klungkung Bali pada Rabu (6/12/2023). Kunjungan kerja ini dilakukan dalam rangka memasuki masa reses. Beberapa mitra Komisi XI yang turut hadir pada acara ini diantaranya Sekjen Kemenkeu, BAPPENAS, BPK, dan OJK. 


Dalam setiap kunjungan kerja, Komisi XI mengajak mitra kerja untuk hadir agar bisa diketahui perkembangan, capaian dan permasalahan yang ada di daerah. 

Baca Lainnya :


Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PKS, Anis Byarwati, menilai bahwa pernyataan Kementerian Keuangan yang mengatakan bahwa kinerja realisasi APBN Provinsi Bali pada triwulan ketiga dinilai sangat baik, dan bahwa  BAPPENAS menyebutkan banyak hal-hal yang perlu diperbaiki dan belum terkategori baik. 

Menurut Anis, kedua pernyataan ini sulit untuk dipahami secara bersamaan. “Korelasinya agak rumit,” tutur Anis. Ia mengulas catatan BPK sebelum pandemic Covid-19 yang menyatakan bahwa satu-satunya daerah yang memiliki kemandirian ekonomi adalah Kabupaten Badung. Namun ketika pandemic datang, data ini berubah dan tidak ada lagi daerah yang memiliki kemandirian ekonomi.

Wakil ketua Badan Akuntabilitas dan Keuangan Negara (BAKN) DPR RI ini juga mengingatkan tentang Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) yang dilakukan oleh kementerian Keuangan. Anis menyampaikan bahwa selama ini banyak permasalahan  yang sangat umum dan terjadi berulang-ulang setiap tahun. Padahal dampak TKDD dirasakan secara langsung oleh daerah. 

Proporsi antara Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan transfer dari pusat hampir di semua daerah, sebesar 20%-80%. “Jika transfer dari pusat telat, daerah kesulitan, hal ini menunjukkan, kemandirian fiscal daerah belum tercapai,” terangnya. 

Masalah lain yang sering ditemukan, ketika transfer dari pusat sudah masuk, namun dana belum bisa dicairkan karena juknisnya belum lengkap. TKDD sendiri ditujukan untuk mendorong Pembangunan di daerah. Dengan adanya masalah-masalah ini, daerah terhambat untuk melakukan Pembangunan.  

Perbedaan persepsi antara Kemenkeu dengan BAPPENAS terjadi karena di satu sisi Kemenkeu sudah merasa melakukan transfer ke daerah, disisi lain BAPPENAS belum melihat adanya Pembangunan. ”Kementerian keuangan harus memperbaiki masalah-masalah yang terjadi berulang setiap tahun,” tegas Anis.

Ketua DPP PKS Bidang Ekonomi dan Keuangan ini menegaskan bahwa BPK yang melakukan audit terhadap keuangan daerah, perlu betul-betul melihat dampak pertumbuhan ekonomi terhadap kesejahteraan penduduk di daerah-daerah metropolitan (daerah maju secara ekonomi). “Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak menjamin kesejahteraan penduduknya. Karenanya BPK Perlu menyajikan data apakah penduduk di daerah metropolitan turut Sejahtera atau tidak,” tutup Anis.(Reporter: Achmad Sholeh Alek)




  • Polemik Bangunan 18 Lantai Kedubes India, Kuasa Hukum Warga Optimis PTTUN Jakarta Kuatkan Putusan PTUN

    🕔18:50:42, 29 Nov 2024
  • Pemprov Rilis PBG Tanpa Amdal, Proyek Kedubes India Akhirnya Berhenti

    🕔05:43:49, 26 Nov 2024
  • Sekolah Politik dan Komunikasi Indonesia Bersama Komdigi Gelar Seminar, Bahas Penggunaan Medsos di Era Digital

    🕔23:03:49, 26 Nov 2024
  • Viral Proyek Kedubes India, Nama Prabowo dan Gibran Disebut-sebut

    🕔10:25:47, 25 Nov 2024
  • Pengamanan Pilkada Serentak, Kodam Jaya Siap BKO Pam TPS di Wilayah Hukum Polda Metro Jaya

    🕔12:41:14, 25 Nov 2024
  • Loading....


    Kanan - Iklan Sidebar

    Temukan juga kami di

    Ikuti kami di facebook, twitter, Instagram, Youtube dan dapatkan informasi terbaru dari kami disana.