- Guru Besar Hukum Sebut Langkah Menteri UMKM Berintegritas dan Patut Dicontoh Pejabat Lain
- Dukung Program Ketahanan Pangan, Kasdim 0506/Tgr Tanam Jagung Serentak
- Dukung Tata Kelola Dana Desa yang Akuntabel dan Transparan, Annisa Mahesa Tekankan Dana Desa Harus Berdampak Langsung bagi Warga
- Wamen Helvi Sebut Wirausaha By Design Jadi Kunci Sukses Sektor UMKM Indonesia
- Menteri UMKM Luncurkan Rise To IPO sebagai Solusi Pembiayaan Usaha Menengah
- Datangi KPK, LSAK Sebut Menteri UMKM Maman Sosok Pejabat yang Bertanggungjawab
- KPK Watch Apresiasi Klarifikasi Menteri UMKM Maman ke KPK
- Sekda Barut Salah Satu Mentor Pada Seminar PKN Tingkat II Di Surabaya
- Anggota Koramil 04/Ciledug Pantau dan Bantu Wilayah Tergenang Air
- Wujudkan Layanan Kemanusiaan Walikota Blitar Luncurkan Tiga Mobil Jenazah Gratis untuk Masyarakat
Warga Srengat Terpaksa Jual Kambing Untuk Bayar Denda Kepada Oknum Petugas PLN Srengat

MEGAPOLITANPOS.COM, Blitar - Merasa diperlakukan semena - mena oleh oknum petugas Perusahaan Listrik Negara (PLN) ULP Kecamatan Srengat, puluhan massa dari RT 03 RW 02 Kelurahan Srengat Kecamatan Srengat ngluruk kepada petugas Kabupaten Blitar menggeruduk Kantor setempat, pada Selasa siang (11/06/24).
Mereka tak terima dituduh telah melakukan merusak kabel jaringan dengan mencedari kabel instalasi yang masuk dari luar ke rumah mereka.
Ketidak puasan yang menimbulkan kemarahan warga karena pihak PLN dianggap memutus sepihak jaringan listrik, dan mendenda warga hingga jutaan rupiah. " Kami ini dikenakan denda junlahnys bervariasi berkisar Rp 1,3 juta. Bahkan," ungkap Ar saat memberi penjelasan kepada awak media.
Baca Lainnya :
- Dukung Tata Kelola Dana Desa yang Akuntabel dan Transparan, Annisa Mahesa Tekankan Dana Desa Harus Berdampak Langsung bagi Warga
- Anggota Koramil 04/Ciledug Pantau dan Bantu Wilayah Tergenang Air
- Wujudkan Layanan Kemanusiaan Walikota Blitar Luncurkan Tiga Mobil Jenazah Gratis untuk Masyarakat
- M Rifai Wakil Ketua DPRD Kabupaten Blitar Pertanyakan Anjloknya Peringkat 8 Porprov Jatim IX Koni Harus Dikoreksi
- Pembunuh Wanita Bertato di Selopuro Ternyata Pacar Korban , ini Motifnya
Akibat denda yang diduga akal akalan oknum ini, hingga salah satu warga sampai terpaksa harus menjual kambing ternaknya. Keterangan sumber warga sekitar, denda yang ditetapkan oleh petugas lapangan dan saat di Kantor PLN pun berbeda. Alhasil, pelanggan yang merasa 'diperas' pun akhirnya ramai-ramai mengepung Kantor PLN.
Aris salah satu warga yang juga tokoh pemuda selaku koordinator aksi, menyampaikan, pihaknya sangat menyangkan kejadian kemarin, karena pihak PLN memutus jaringan pelanggan secara sepihak. Pihak PLN pun tiba-tiba menyalahkan pelanggan dengan dalih adanya kerusakan kabel berupa sebuah lubang.
"Pelanggan kalau bersalah siap disanksi atau didenda.Tapi warga tidak ada yang melubangi kabel, kok tiba-tiba warga lingkungan kami didenda. Awalnya di lapangan bilangnya Rp 7 juta, terus berubah jadi Rp 1 juta sekian, dan kami tidak diberitahu mana kabel yang rusak di lokasi, baru kabel ditunjukan setelah dibawa ke kantor," beber Aries.
Sementara itu, Maria Alvionita Funansia Donis selaku pihak PLN yang berada di lokasi, mengungkapkan memang ada Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL).
"Sekarang memang sedang dilakukan P2TL. Adanya, kebakaran jembatan Brawijaya Kediri, sebagai momen untuk memberikan keamanan terhadap para pelanggan. Bila di lapangan ditemukan pelanggaran, kita menunjukkan bukti pelanggaran. Selanjutnya kita analisa, kalau memenuhi syarat pelanggaran tentunya tagihan susulan otomatis muncul," ujarnya.
Keberatan para pelanggan, menurut pihak PLN kabelnya waktunya mengganti. Namun karena muncul pelanggaran yang menimbulkan denda, masyarakat tidak terima. Puluhan warga melalui perwakilan, akhirnya diterima pihak PLN. Akhirnya PLN bersedia untuk menyambung kembali aliran listrik yang telah diputus tersebut.
Namun para pelanggan masih mempermasalahkan denda yang telah dijatuhkan. Akhirnya pihak PLN bersedia untuk mengabulkan aspirasi para pelanggan. Sehingga soal denda bisa diselesaikan secara musyawarah. "Berkaitan denda bisa kita musyawarahkan kepada para pelanggan," imbuhnya. (za/mp)
