- HMI Blitar Kritisi Pemerintah Lamban Penetapan Bencana Nasional
- Komitmen Wakil Rakyat Dukung Pembangunan Infrastruktur Daerah
- Anggota DPRD Barito Utara Sambut Baik Progres Penataan Jalan Pusat Kota Muara Teweh
- Tingkatkan Inprastruktur Kota, Pemkab Barut Laksanakan Proyek Pelebaran Jalan
- Menkop Resmikan Pembangunan Koperasi Kelurahan Merah Putih Sokoduwet di Pekalongan
- Pemkab Dan DPRD Siapkan Agenda Pembahasan Lanjutan Terkait Struktur Fiskal
- APBD 2026 Fraksi Aspirasi Rakyat Minta Strategi Pendapatan Konkrit
- Bupati Jawab Usulan F PKB Terkait Pengawasan Csr Perusahaan Tambang
- BNI Dorong Digitalisasi dan Transparansi Rantai Pasok FMCG
- 2.9 Triliun Jadi APBD Majalengka 2026, Ini Alasannya
Pasukan Pemberontak RSF Menjarah dan Menyerang Rakyat Sipil

Keterangan Gambar : Poto Istimewa
Megapolitanpos.com, Jakarta- Setelah menghancurkan markas dan kamp RSF di seluruh Sudan, militer Sudan juga menyetop semua sistem komando dan komunikasi mereka lalu membersihkan semua fasilitas strategis yang ditargetkan oleh pemberontak RSF.
Akibatnya, dukungan logistik mereka pun terputus. Pasukan RSF menjadi kocar-kacir setelah para komandannya menghilang dan dikejar-kejar oleh tentara Sudan. Sebagian personil RSF pun berubah menjadi gerombolan bersenjata yang terpisah-pisah yang kemudian melakukan penjarahan, teror dan intimidasi terhadap rakyat sipil.
Setelah terputusnya perbekalan logistik RSF, mereka berupaya mendapatkan pasokan pangan dengan cara menjarah dan merampok toko-toko milik warga. Bahkan rumah-rumah warga sipil pun menjadi sasaran penjarahan dan perampokan.
Baca Lainnya :
- Maryono Tutup Sosialisasi PBB-P2 dan BPHTB, Pentingnya Pajak untuk Peningkatan Layanan Publik
- Sanggar Tari Mustika Ayu Raih Tiga Penghargaan Gold Awards di Ajang Internasional ASF Bali 2025
- Akademisi IPB Lapor ke Ketua DPRD, Mau Adakan Kegiatan Internasional di Kota Bogor
- Polda Metro Musnahkan 1,14 Ton Narkoba Hasil Ungkap Kasus periode Juli - September 2025
- Musda MUI Kota Tangerang Punya Aturan Tersendiri
Rakyat diteror. Ini sangat mengerikan, karena rakyat Sudan terbiasa dengan kehidupan yang damai dan tentram, serta belum pernah dalam sejarah mereka menjadi sasaran tindakan kejam seperti ini.
Tak hanya itu, RSF juga menduduki sejumlah rumah sakit besar di Khartoum dan menempatkan pasien dari personil RSF, termasuk unit perawatan intensif, untuk merawat personil RSF yang luka-luka.
RSF menyandera banyak staf medis di rumah sakit untuk merawat luka personil mereka, dan mengabaikan pasien-pasian lainnya. Mereka juga menjadikan Rumah Sakit East Nile sebagai barak militer untuk pasukan mereka, karena yakin bahwa tentara Sudan tidak akan menyerang tempat tersebut.
Setelah kekalahan beruntun yang mereka derita, satu-satunya jalan keluar bagi pemberontak RSF adalah memperburuk situasi kemanusiaan di Ibu Kota dan memaksa warganya untuk mengungsi. Tujuannya agar dunia internasional menekan militer Sudan untuk menghentikan pertempuran.
Organisasi internasional pun akan menemukan pembenaran untuk campur tangan dengan dalih memburuknya kondisi kemanusiaan, sehingga menjadi jalan keluar yang aman bagi RSF.
Mereka melumpuhkan sejumlah rumah sakit dengan cara menyetop pasokan medis dan obat-obatan pokok dan darurat dari pusat ke semua rumah sakit pemerintah. Akibatnya, lebih dari setengah rumah sakit di ibu kota yang berjumlah 130 rumah sakit tidak dapat digunakan.
RSF juga menyasar pusat sumber listrik dan air di ibu kota Khartoum, serta memutus aliran air di sejumlah wilayah di ibu kota selama lebih dari dua minggu. Pasokan listrik pun sempat terputus di Khartoum selama berjam-jam.
RSF juga masih bercokol di kilang minyak utama yang terletak di utara Khartoum. Semua ini untuk menekan dan merusak citra tentara Sudan bahwa perang hanya akan merugikan rakyat sipil.
Pemberontak RSF pun berubah frustrasi dan kalap. Mereka menyerang pemukiman penduduk untuk mendapatkan makanan. Mereka merampok dan menjarah harta rakyat.
RSF bahkan menangkap sejumlah pensiunan angkatan bersenjata dan menjadikannya sebagai tameng hidup dan sandera untuk menjadi alat tukar bagi keluarga RSF.
Mereka juga mengusir sejumlah warga sipil dan menjadikan atap rumah mereka sebagai tempat persembunyian para penembak jitu. Memang, semua tindakan kriminal ini membatasi serangan yang dilakukan oleh tentara Sudan terhadap lokasi pemberontak karena keinginan mereka melindungi nyawa dan harta rakyat sipil.
Upaya RSF ini tidak akan mengubah situasi di lapangan. Sebaliknya, tindakan kriminal mereka menjadikan mereka dibenci oleh sebagian besar rakyat Sudan. Pasukan RSF juga menjarah dan membakar banyak kantor, bank, pertokoan, merebut sejumlah hotel, gedung dan aula.
Secara kejam, mereka membakar banyak pabrik produk makanan setelah selesai menjarahnya, dimana itu jelas menunjukkan niat mereka untuk menghancurkan perekonomian negara.
Sebagai upaya untuk menciptakan kekacauan dan kehancuran, pemberontak RSF juga sejumlah kantor polisi, menyerang sejumlah lembaga pemasyarakatan di Ibu Kota, dan membebaskan semua tahanan, banyak di antaranya merupakan terpidana yang diputuskan oleh pengadilan. Mereka bahkan membebaskan para pasien yang dikurung di rumah sakit jiwa. Ini merupakan tindakan kalap dan frustasi para pemberontak RSF setelah gagal merebut kekuasaan.
Sumber: Rilis Kedubes Sudan di Jakarta
Reporter: Achmad Sholeh (sumiukm2@gmail.com).

















