- Kementerian UMKM Lampaui Target Rasio Kewirausahaan Nasional 2025
- Kemenkop dan Gerakan Koperasi Galang Bantuan untuk Korban Bencana Sumatra, Dana Capai Rp1,64 Miliar
- Ketua DPRD Jelaskan Perda Sistem Pertanian Organik
- Pemenang Perkara Incrach Minta Ketua Pengadilan Negeri Bekasi Dicopot Karena tidak Jalankan Eksekusi Perkara
- Sumber Amber Kandangan Destinasi Wisata Air yang Diyakini Bagus untuk Kesehatan Tubuh.
- Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif Dalam Anugerah KIP 2025
- Komisi IV DPRD Kota Bogor Minta Pemkot Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan
- Ketahanan Energi Jadi Prioritas, Hulu Migas dan EBT Harus Berjalan Seimbang
- Mahathir Mohamad Terima Sertifikat Apresiasi Asian Inspired Leader dari IWO
- BNI Gelar RUPSLB untuk Perkuat Tata Kelola dan Strategi Hadapi 2026
Pasca Geger Masa Reses di Bendosewu Talun ini Penjelasan Guntur Wahono

Keterangan Gambar : Reses anggota DPRD Provinsi Jawa Timur Guntur Wahono pada Selasa Malam (30/01/23)
MEGAPOLITANPOS.COM, Blitar - Pasca keributan masyarakat di Desa Bendosewu Kecamatan Talun saat masa reses anggota DPRD Provinsi Jawa Timur Guntur Wahono pada Selasa Malam (30/01/23) yang sempat geger mendapat tanggapan dari Guntur Wahono.
Saat memberikan keterangan melalui phonselnya oleh awak media Guntur menyampaikan,"Saya tidak tahu kalau ada keributan karena saya sudah pulang duluan,"ungkapnya.
Baca Lainnya :
- Sumber Amber Kandangan Destinasi Wisata Air yang Diyakini Bagus untuk Kesehatan Tubuh.
- HMI Blitar Kritisi Pemerintah Lamban Penetapan Bencana Nasional
- 2.9 Triliun Jadi APBD Majalengka 2026, Ini Alasannya
- Diduga Menyimpang Terkait Volume Paving Lapangan Kelurahan Turi Layak Ditelusuri APH
- Esgoji Inovasi Siapkan Generasi Muda Qur\'ani Berakhlaqul Karimah Sejak Dini.
Ditanya soal uang transpot, Guntur Wahono menjelaskan kepada wartawan," memang sudah ada kesepakatan tidak ada uang transpot, akan tetapi semua diganti dengan program,"jelasnya.
Diberitakan sebelumnya kericuhan masa reses anggota DPRD Provinsi Jawa Timur Guntur Wahono dipicu oleh suara dari sebagian undangan yang menyoal tidak ada uang transpot, seperti disampaikan oleh salah satu undangan kepada awak media. Keributan itu sendiri terjadi sekitar pukul 20.00 WIB.
Pembubaran diri konstituen geger dipicu gara-gara undangan tidak menerima uang transport dari Guntur Wahono Fraksi PDI- Perjuangan Daerah Pemilihan 7 privinsi Jawa Timur. Pembubaran diri undangan itu sendiri diperkirakan sekitar pukul 20.00 WIB.
Menurut sumber informasi yang berhasil dihimpun sejumlah media menyebutkan kronologi awal peristiwanya, yakni sekitar pukul 19.30 WIB, ada sekitar 300 orang konstituen warga masyarakat mulai berdatangan.
Dikatakan salah satu warga penerima undangan, nampaknya panitia hanya menyiapkan paket berisi mie goreng dan kaos. Dari pertama saja nampak para undangan sudah mulai gelisah setelah dicek bingkisan tidak ada uang transportnya.
"Saya kira uang transport sudah dimasukan jadi satu paket, namun setelah kawan kawan juga ngecek ternyata kosong, tidak ada amplop berisi uang," ungkap undangan yang enggan menyebutkan namanya,
Tak lama kemudian Guntur Wahono sudah mulai melakukan dialog dengan masyarakat, Dia menyampaikan masyarakat bendosewu mau meminta program apa saja yang dikehendaki masyarakat Bendosewu, "Nah pada saat ada pertanyaan itu, tidak ada satupun yang masyarakat yang hadir bertanya kepada pak Guntur,"kata warga
Sesaat ruang tanya jawab menjaring aspirasi ada warga yang melontarkan suara sumbang dari warga undangan sisi belakang meminta uang transport. Hal ini suasana mulai gaduh. Akhirnya, Guntur Wahono berpamitan pulang dulu, dengan dalih masih ada kegiatan lagi. Bahkan sebelum meninggalkan tempat berpesan, " kalau ada aspirasi bisa dicatat nanti kita tampung aspirasi masyarakat,"masyaralat menirukan .
Merasa kesal adanya hal ini membuat suasana semakin bertambah gaduh. Dari belakang mulai merangsek ke depan terjadilah saling dorong. Hingga beberapa undangan berjatuhan. Kondisi benar-benar kacau. Suara jeritan dan beberapa kursi saling terlempar. Para peserta sudah berhamburan saling menyelamatkan diri.
Beberapa peserta berjatuhan. Kondisi mencekam, akhirya ratusan undangan berhamburan keluar sambil melempar dan membuang kaos tanda kecewa.
Dari pihak masyarakat bernama Supangat yang ditunjuk selaku panitia pihaknya sangat menyayangkan terjadi kericuhan masyarakat karena dipicu gara gara tidak ada uang transpot. "Pada mulanya acara berlangsung lancar saja, namun setelah dipicu teriakan beberapa peserta minta uang transport, maka acara akhirnya bubar," ungkapnya. (za/mp)
















