- RW 02 Tirtajaya Depok Gelar Pra Musrenbang 2026, Serap Aspirasi Warga hingga Tingkat DPRD
- BNI Dukung Film Timur Karya Iko Uwais, Dorong Ekonomi Kreatif Nasional
- Evaluasi II Semester I Sanggar Tari Mustika Ayu Dinilai Disbudpar, Spektakuler
- ABPEDNAS Tegaskan Komitmen Transparansi Desa, Jaksa Agung Jadi Ketua Dewan Pembina
- BNI Dukung Sean Gelael Tampil di Asian Le Mans Series 2025/26, Bawa Nama Indonesia ke Level Global
- SMKN 3 Jakarta Bekali Siswa Public Speaking dan Event Management Lewat Program Guru Tamu
- HMI Blitar Kritisi Pemerintah Lamban Penetapan Bencana Nasional
- Komitmen Wakil Rakyat Dukung Pembangunan Infrastruktur Daerah
- Anggota DPRD Barito Utara Sambut Baik Progres Penataan Jalan Pusat Kota Muara Teweh
- Tingkatkan Inprastruktur Kota, Pemkab Barut Laksanakan Proyek Pelebaran Jalan
Sambut Hari Batik Nasional Kementerian UMKM Perkuat Ekosistem UMKM Batik

Keterangan Gambar : Staf Ahli Bidang Komunikasi dan Hubungan Antar Lembaga Kementerian UMKM, Sudaryano Lamangkona
MEGAPOLITANPOS.COM, Jakarta – Menyambut Hari Batik Nasional 2025, Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menegaskan komitmennya untuk memperkuat ekosistem UMKM batik serta menjadikan batik bukan hanya sebagai warisan budaya bangsa, tetapi juga sebagai penggerak ekonomi nasional.
Staf Ahli Bidang Komunikasi dan Hubungan Antar Lembaga Kementerian UMKM, Sudaryano Lamangkona, menyampaikan bahwa peringatan Hari Batik Nasional tahun ini menjadi pengingat bahwa batik bukan hanya simbol budaya, tetapi juga sumber penghidupan bagi ribuan perajin, pengusaha mikro, dan komunitas lokal di seluruh Indonesia.

Baca Lainnya :
- BNI Raih Apresiasi Kementerian UMKM Dorong Pelaku Usaha Tembus Pasar Global
- Arema FC Siap Implementasikan Holding UMKM untuk Pengelolaan Stadion Kanjuruhan
- Menteri Maman Pacu Wirausaha Inklusif Perkuat Kemandirian Penyandang Disabilitas
- Menteri Maman Sebut Industrialisasi Olahraga Dorong Pengembangan UMKM
- Menteri UMKM Dorong Produk Kosmetik Lokal Kuasai Pasar Domestik Hingga Internasional
“Sejak UNESCO menetapkan batik sebagai warisan budaya tak benda pada 2 Oktober 2009, Hari Batik Nasional bukan hanya momentum untuk menjaga warisan budaya, tetapi juga untuk menghidupkan kembali semangat agar tradisi dan kemajuan ekonomi dapat berjalan beriringan. Batik harus menjadi kekuatan bangsa Indonesia untuk berperan dalam ekonomi global,” ujar Sudaryano dalam acara Batik Outlook 2025 sekaligus launching Festival Batik 3 Kota, di Jakarta, Kamis (2/10/2025).
Ia menjelaskan, Kementerian UMKM terus mendorong pertumbuhan ekosistem batik melalui program Juragan UMKM dan kerja sama dengan pemerintah daerah, dengan memberikan akses pemasaran melalui bazar, pameran, hingga pengembangan toko digital. “Kami ingin UMKM menjadi pemeran utama yang turut menggerakkan ekonomi daerah dan nasional,” ujarnya.
Lebih lanjut, Sudaryano menekankan pentingnya penguatan citra batik sebagai warisan budaya dunia agar generasi muda tetap bangga mengenakannya. Selain itu, pengembangan UMKM batik terus didorong melalui festival batik di tiga kota yakni Pekalongan, Magelang, dan Malang, serta dorongan pada inovasi desain, teknologi produksi, dan prinsip ramah lingkungan.
Sudaryano juga menyampaikan apresiasi kepada kepala daerah dari Pekalongan, Magelang, dan Malang atas dedikasi mereka dalam memajukan ekosistem batik. “Ketiga kota ini memiliki peran penting dalam menjaga tradisi batik sekaligus mendorong inovasi agar UMKM batik tetap hidup dan relevan di era modern,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid menyampaikan bahwa sebagai kota yang telah dinobatkan sebagai Kota Batik Dunia, sebagian besar denyut perekonomian Pekalongan bersumber dari industri batik. “Sekitar 70 persen produksi batik nasional berasal dari Pekalongan dan sekitar 20 persen produksinya sudah diekspor ke pasar internasional,” kata Afzan.
Sementara itu, Wali Kota Malang Wahyu Hidayat memaparkan upaya penguatan batik melalui program Kemis Mbois, yaitu kewajiban bagi ASN dan non-ASN di lingkungan pemerintahan untuk menggunakan batik khas Malang setiap hari Kamis. “Program ini sudah berjalan selama dua tahun dan berhasil membuat perajin batik di Kota Malang kebanjiran permintaan,” katanya.
Adapun Wali Kota Magelang Damar Prasetyono menegaskan bahwa meskipun industri batik di Magelang tidak sebesar di Pekalongan dan Malang, pihaknya tetap berkomitmen meningkatkan daya saing melalui penyediaan fasilitas Industri Kecil Menengah (IKM) Center. Gedung ini difungsikan sebagai tempat promosi, produksi, dan uji mutu produk UMKM, termasuk batik. “Kami ingin memastikan kualitas produk UMKM Magelang memiliki standar yang baik agar mampu bersaing di pasar,” ujarnya.
Acara ini turut dihadiri Direktur Utama LLP-KUKM Doddy Akmadsyah Matondang, Asisten Deputi Bidang Pemasaran dan Digitalisasi Usaha Mikro Ari Anindya Hartika, serta Direktur Bisnis dan Pemasaran LLP-KUKM Rizki Firdaus.(Reporter: Achmad Sholeh Alek).

.jpg)















