- BNI Dukung Film Timur Karya Iko Uwais, Dorong Ekonomi Kreatif Nasional
- Evaluasi II Semester I Sanggar Tari Mustika Ayu Dinilai Disbudpar, Spektakuler
- ABPEDNAS Tegaskan Komitmen Transparansi Desa, Jaksa Agung Jadi Ketua Dewan Pembina
- BNI Dukung Sean Gelael Tampil di Asian Le Mans Series 2025/26, Bawa Nama Indonesia ke Level Global
- SMKN 3 Jakarta Bekali Siswa Public Speaking dan Event Management Lewat Program Guru Tamu
- HMI Blitar Kritisi Pemerintah Lamban Penetapan Bencana Nasional
- Komitmen Wakil Rakyat Dukung Pembangunan Infrastruktur Daerah
- Anggota DPRD Barito Utara Sambut Baik Progres Penataan Jalan Pusat Kota Muara Teweh
- Tingkatkan Inprastruktur Kota, Pemkab Barut Laksanakan Proyek Pelebaran Jalan
- Menkop Resmikan Pembangunan Koperasi Kelurahan Merah Putih Sokoduwet di Pekalongan
PN Kabulkan Gugatan Pemecatan Hamzah Nasyah, DPC PDIP Majalengka Akan Lanjut ke MA dan Komisi Yudisial

MEGAPOLITANPOS.COM Majalengka - Pengadilan Negeri (PN) Majalengka pada, Kamis (12/06) melalui majelis hakim mengabulkan sebagian gugatan Hamzah Nasyah. Putusan tersebut menyatakan bahwa SK DPP PDIP Nomor: 1702/KPTS/DPP/I/2025 tentang pemecatan Hamzah tidak memiliki kekuatan hukum yang mengikat dan batal demi hukum.
Hal tersebut menuai protes dari DPC PDIP Majalengka partai berlambang banteng moncong putih itu dan akan melaporkan majelis hakim PN Majalengka ke Komisi Yudisial (KY) atas dugaan pelanggaran etik dan profesionalisme. Termasuk juga melakukan Kasasi ke Mahkamah Agung.
Hadir dalam jumpa pers yang digelar pengurus DPC PDIP Majalengka, Ketua DPC PDIP Majalengka, H Karna Sobahi, Sekretaris DPC Tarsono D. Mardiana, Ketua DPRD Didi Supriadi dan anggota Fraksi PDIP DPRD Majalengka.
Baca Lainnya :
- 2.9 Triliun Jadi APBD Majalengka 2026, Ini Alasannya
- Hujan Deras Tak Padamkan Semangat: Pentas Budaya PWI Jakarta Tetap Meriah di Gunung Padang
- Usai Pemagaran PT KAI di Desa Ciborelang Jatiwangi, Pengguna Lahan Mohon Keadilan
- Disdik Majalengka Ungkap Sejarah SMPN 1 Majalengka Jadi Inisiator Hari Angklung Sedunia
- Hari Angklung Sedunia, Bupati Majalengka H Eman Suherman Ingatkan Nilai Filosofinya
Ketua DPC PDIP Majalengka H Karna Sobahi dikesempatan itu mengatakan, bagaimana mungkin surat pemecatan yang ditandatangani langsung oleh Ketua Umum PDIP, Ibu Megawati Soekarnoputri, bisa dianggap tidak sah? Ini keputusan yang sangat mengagetkan dan mengancam masa depan partai.
“Kalau ini dibiarkan, setiap kader bisa seenaknya melanggar AD/ART, mendukung calon lain di Pilkada, dan tetap bisa menang di pengadilan. Ini pembelajaran yang sangat menyakitkan bagi kami,” tegas Karna dalam keterangan pers. Jumat, (13/6/2026).
Menurut Karna, pemecatan terhadap Hamzah telah melalui prosedur organisasi secara berjenjang—dari DPC, DPD hingga DPP. Bahkan para ahli hukum dari kedua belah pihak dalam sidang menyatakan bahwa keputusan tersebut sah secara hukum, meskipun terbuka untuk diuji.
"Hal ini kan telah terbukti secara terang-terangan membelot dari keputusan DPP PDIP terkait Pilkada Majalengka 2024, dan mendukung pasangan calon lain. Namun pengadilan justru membatalkan SK pemecatannya. Orangnya sendiri sudah mengakui bersalah. Kok malah dimenangkan? Ini tidak masuk akal dan melukai kepercayaan kader,” tambahnya.
Ditempat itu juga, Ketua DPRD Majalengka Didi Supriadi menambahkan dengan membenarkan apa yang dikatakan Ketua DPC PDIP Majalengka H Karna Sobahi yang juga pernah menjabat sebagai bupati.
"Kami menilai tentang sikap indisipliner Hamzah Nasyah kepada partai, sempat dirinya mengaku bahwa telah memenangkan paslon no. 01 dalam Pilkada 2024 waktu menemui dirinya setelah pemilu. Ia mengklaim bahwa kemenangan yang di peroleh untuk Kecamatan Sumberjaya berkat pergerakannya terhitung dalam kurun waktu 2 (dua) minggu," jelasnya.
Tak hanya itu, Tarsono yang juga mantan Wakil Bupati Majalengka menilai putusan ini sebagai ancaman terhadap hukum dan demokrasi partai, serta tatanan politik nasional.
Langkah PDIP membawa kasus ini ke Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial ini menjadi ujian penting bagi independensi peradilan dan supremasi hukum dalam urusan internal partai politik.
“Ini bukan sekadar soal partai. Ini soal menjaga marwah demokrasi internal dan kedaulatan organisasi. Kami tidak akan tinggal diam, demi keadilan politik di negeri ini,” tegasnya.
Tarsono juga menyinggung motif di balik gugatan Hamzah, yang baru muncul setelah wafatnya Edy Anas Junaedi, Ketua DPC PDIP Majalengka saat surat pemecatan dikeluarkan.
“Tiga orang lainnya yang dipecat bersama Hamzah tidak menggugat. Ini soal ambisi pribadi, ingin PAW sebagai Anggota DPRD Majalengka," pungkasnya. ** (Agit)

















