- Babinsa Serut Tegaskan Komitmen RW Bebas TB di Pondok Jagung
- Babinsa Komsos dengan Warga, Pantau Wilayah Binaan
- RPJMD 2025-2029 Disyahkan, Wali Kota Bltar Akan Fokus Tingkatkan PAD dan Revitalisasi Pasar
- Menteri UMKM Apresiasi Kontribusi Polri Dalam Program MBG
- Debat Publik Pasangan Calon Kepala Daerah PSU Barito Utara, 25 Juli 2025 Pendukung Dengan Yel - Yel Anarkis Mendapat Sanksi
- Bank Jakarta Resmi Dukung Persija Hadapi Super Liga 2025 - 2026
- Ketua Komisi III : Perumda TB Jadi Asset Pemerintah
- Kemenkop Gelar Training dan Talent Pool Bagi Pengurus dan Pengawas Kopdes/Kel Merah Putih
- Bangun Koperasi Modern, LPDB Optimalkan Program Inkubator
- Menjamin Kelancaran Kegiatan Debat Publik Tahapan PSU Kada Barito Utara, KPU Bersama Pihak Terkait Gelar Rakor Pelaksanaan dan Mekanisme.
PN Kabulkan Gugatan Pemecatan Hamzah Nasyah, DPC PDIP Majalengka Akan Lanjut ke MA dan Komisi Yudisial

MEGAPOLITANPOS.COM Majalengka - Pengadilan Negeri (PN) Majalengka pada, Kamis (12/06) melalui majelis hakim mengabulkan sebagian gugatan Hamzah Nasyah. Putusan tersebut menyatakan bahwa SK DPP PDIP Nomor: 1702/KPTS/DPP/I/2025 tentang pemecatan Hamzah tidak memiliki kekuatan hukum yang mengikat dan batal demi hukum.
Hal tersebut menuai protes dari DPC PDIP Majalengka partai berlambang banteng moncong putih itu dan akan melaporkan majelis hakim PN Majalengka ke Komisi Yudisial (KY) atas dugaan pelanggaran etik dan profesionalisme. Termasuk juga melakukan Kasasi ke Mahkamah Agung.
Hadir dalam jumpa pers yang digelar pengurus DPC PDIP Majalengka, Ketua DPC PDIP Majalengka, H Karna Sobahi, Sekretaris DPC Tarsono D. Mardiana, Ketua DPRD Didi Supriadi dan anggota Fraksi PDIP DPRD Majalengka.
Baca Lainnya :
- RPJMD 2025-2029 Disyahkan, Wali Kota Bltar Akan Fokus Tingkatkan PAD dan Revitalisasi Pasar
- Dandim 0506/Tgr Monitoring Pengamanan Kunker Wakil Presiden RI
- MPLS Siswa Baru, Babinsa Koramil 13/Cisoka Berikan Wasbang
- KPK Periksa Dana Hibah APBD Provinsi Jatim TA 2021 - 2022, Kepala Desa dan Kasun di Blitar Jadi Saksi
- Warga Sepatan Kepung SMKN 2 Sepatan, PPDB Disoal
Ketua DPC PDIP Majalengka H Karna Sobahi dikesempatan itu mengatakan, bagaimana mungkin surat pemecatan yang ditandatangani langsung oleh Ketua Umum PDIP, Ibu Megawati Soekarnoputri, bisa dianggap tidak sah? Ini keputusan yang sangat mengagetkan dan mengancam masa depan partai.
“Kalau ini dibiarkan, setiap kader bisa seenaknya melanggar AD/ART, mendukung calon lain di Pilkada, dan tetap bisa menang di pengadilan. Ini pembelajaran yang sangat menyakitkan bagi kami,” tegas Karna dalam keterangan pers. Jumat, (13/6/2026).
Menurut Karna, pemecatan terhadap Hamzah telah melalui prosedur organisasi secara berjenjang—dari DPC, DPD hingga DPP. Bahkan para ahli hukum dari kedua belah pihak dalam sidang menyatakan bahwa keputusan tersebut sah secara hukum, meskipun terbuka untuk diuji.
"Hal ini kan telah terbukti secara terang-terangan membelot dari keputusan DPP PDIP terkait Pilkada Majalengka 2024, dan mendukung pasangan calon lain. Namun pengadilan justru membatalkan SK pemecatannya. Orangnya sendiri sudah mengakui bersalah. Kok malah dimenangkan? Ini tidak masuk akal dan melukai kepercayaan kader,” tambahnya.
Ditempat itu juga, Ketua DPRD Majalengka Didi Supriadi menambahkan dengan membenarkan apa yang dikatakan Ketua DPC PDIP Majalengka H Karna Sobahi yang juga pernah menjabat sebagai bupati.
"Kami menilai tentang sikap indisipliner Hamzah Nasyah kepada partai, sempat dirinya mengaku bahwa telah memenangkan paslon no. 01 dalam Pilkada 2024 waktu menemui dirinya setelah pemilu. Ia mengklaim bahwa kemenangan yang di peroleh untuk Kecamatan Sumberjaya berkat pergerakannya terhitung dalam kurun waktu 2 (dua) minggu," jelasnya.
Tak hanya itu, Tarsono yang juga mantan Wakil Bupati Majalengka menilai putusan ini sebagai ancaman terhadap hukum dan demokrasi partai, serta tatanan politik nasional.
Langkah PDIP membawa kasus ini ke Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial ini menjadi ujian penting bagi independensi peradilan dan supremasi hukum dalam urusan internal partai politik.
“Ini bukan sekadar soal partai. Ini soal menjaga marwah demokrasi internal dan kedaulatan organisasi. Kami tidak akan tinggal diam, demi keadilan politik di negeri ini,” tegasnya.
Tarsono juga menyinggung motif di balik gugatan Hamzah, yang baru muncul setelah wafatnya Edy Anas Junaedi, Ketua DPC PDIP Majalengka saat surat pemecatan dikeluarkan.
“Tiga orang lainnya yang dipecat bersama Hamzah tidak menggugat. Ini soal ambisi pribadi, ingin PAW sebagai Anggota DPRD Majalengka," pungkasnya. ** (Agit)
