- BNI Dukung Film Timur Karya Iko Uwais, Dorong Ekonomi Kreatif Nasional
- Evaluasi II Semester I Sanggar Tari Mustika Ayu Dinilai Disbudpar, Spektakuler
- ABPEDNAS Tegaskan Komitmen Transparansi Desa, Jaksa Agung Jadi Ketua Dewan Pembina
- BNI Dukung Sean Gelael Tampil di Asian Le Mans Series 2025/26, Bawa Nama Indonesia ke Level Global
- SMKN 3 Jakarta Bekali Siswa Public Speaking dan Event Management Lewat Program Guru Tamu
- HMI Blitar Kritisi Pemerintah Lamban Penetapan Bencana Nasional
- Komitmen Wakil Rakyat Dukung Pembangunan Infrastruktur Daerah
- Anggota DPRD Barito Utara Sambut Baik Progres Penataan Jalan Pusat Kota Muara Teweh
- Tingkatkan Inprastruktur Kota, Pemkab Barut Laksanakan Proyek Pelebaran Jalan
- Menkop Resmikan Pembangunan Koperasi Kelurahan Merah Putih Sokoduwet di Pekalongan
M. Trijanto: Soroti Mutasi Pejabat Pemkot Blitar Tidak Sehat

Keterangan Gambar : M. Trijanto: Soroti Mutasi Pejabat Pemkot Blitar Tidak Sehat
MEGAPOLITANPOS. COM, Blitar – Gerbong mutasi besar besaran kali pertama di lakukan oleh Wali Kota Blitar, Syauqul Muhibbin, sebuah catatan yang dangat signifikan, bahwa Syauqul Muhibin telah melakukan mutasi terhadap 129 Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mencakup berbagai jabatan, termasuk pimpinan tinggi pratama, administrator, pengawas, dan jabatan fungsional pada Senin ( 13/10/25 ) di Balai Koesoemo Wicitro.
Ada hal yang menarik katika gerbong ini berjalan dan mengundang perhatian publik, pasalnya kegiatan mutasi tersebut tidak melibatkan sang Wakil Walikota Elym Tyu Samba, tak hanya itu saja bahkan kabar ketidak harmonisan hubungan antara Wali Kota dengan Wakilnya terjadi berselang tak lama setelah pelantikan. Lantaran dalam acara ini, Wakil Wali Kota Blitar, Elim Tyu Samba, menyatakan kekecewaannya terkait proses rotasi jabatan yang dinilai tidak melibatkan dirinya.
“Saya tidak diajak bicara terkait rencana mutasi ini. Bahkan selama ini saya juga tidak dilibatkan dalam pembahasan anggaran di lingkungan Pemkot Blitar,” kata Elim Tyu Samba.
Baca Lainnya :
- HMI Blitar Kritisi Pemerintah Lamban Penetapan Bencana Nasional
- 2.9 Triliun Jadi APBD Majalengka 2026, Ini Alasannya
- Komisi IV Pastikan Penyaluran Bansos Tepat Sasaran Dengan DTSEN
- Komisi II Gelar Raker Dengan Perumda PPJ
- Diduga Menyimpang Terkait Volume Paving Lapangan Kelurahan Turi Layak Ditelusuri APH
Tentang mutasi jabatan ini mendapat sorotan pula dari Ketua Umum Ratu Adil, Mohammad Trijanto. Trijanto menyampaikan, bahwa pasangan yang hanya ‘kejar tayang’ dan tidak dipersatukan oleh visi misi yang jelas berpotensi mengalami “pisah ranjang.”
“Pemerintahan yang sehat harus dibangun atas fondasi visi besar untuk mensejahterakan rakyat, transparansi, dan akuntabilitas,” kata Trijanto.
Trijanto menegaskan, pentingnya meritokrasi dalam mutasi jabatan, yang seharusnya mengedepankan kapabilitas dan memperkuat birokrasi profesional.
“Mutasi yang sehat harus mengedepankan meritokrasi agar pasangan pimpinan daerah tidak lagi menjadi ‘pasangan kejar tayang’ yang mudah retak, melainkan sinergi kokoh yang mampu membawa kemajuan nyata bagi masyarakat Blitar,” tegasnya.
Ia juga memperingatkan bahwa mutasi yang berwatak politis dapat menimbulkan birokrasi yang terpolitisasi dan konflik internal.
“Pejabat yang diposisikan bukan atas dasar kapabilitas, melainkan loyalitas, akan mengakibatkan pelayanan publik menurun dan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah lokal merosot,” sambungnya.
Lebih lanjut, Trijanto mengingatkan bahwa pola mutasi yang tidak sehat dapat memupuk politik transaksional dan klientelisme, yang pada gilirannya melanggengkan oligarki lokal.
“Ketika birokrasi tidak netral dan digunakan sebagai alat politik, seluruh proses demokrasi dan pembangunan dapat terancam,” pungkas Mohammad Trijanto. ( za/mp )

















