- RW 02 Tirtajaya Depok Gelar Pra Musrenbang 2026, Serap Aspirasi Warga hingga Tingkat DPRD
- BNI Dukung Film Timur Karya Iko Uwais, Dorong Ekonomi Kreatif Nasional
- Evaluasi II Semester I Sanggar Tari Mustika Ayu Dinilai Disbudpar, Spektakuler
- ABPEDNAS Tegaskan Komitmen Transparansi Desa, Jaksa Agung Jadi Ketua Dewan Pembina
- BNI Dukung Sean Gelael Tampil di Asian Le Mans Series 2025/26, Bawa Nama Indonesia ke Level Global
- SMKN 3 Jakarta Bekali Siswa Public Speaking dan Event Management Lewat Program Guru Tamu
- HMI Blitar Kritisi Pemerintah Lamban Penetapan Bencana Nasional
- Komitmen Wakil Rakyat Dukung Pembangunan Infrastruktur Daerah
- Anggota DPRD Barito Utara Sambut Baik Progres Penataan Jalan Pusat Kota Muara Teweh
- Tingkatkan Inprastruktur Kota, Pemkab Barut Laksanakan Proyek Pelebaran Jalan
AAJI Rilis Capaian Industri Asuransi Jiwa Periode Januari-Desember 2023, Pendapatan Premi Sebesar Rp. 177,66 Triliun

Keterangan Gambar : Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) merilis capaian Industri Asuransi Jiwa untuk periode Januari-Desember 2023
MEGAPOLITANPOS.COM, Jakarta – Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) merilis capaian Industri Asuransi Jiwa untuk periode Januari-Desember 2023, di Rumah AAJI, Jalan Talang Betutu, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Selasa, (27/2/2024).
Dalam kesempatan itu Ketua Dewan Pengurus AAJI, Budi Tampubolon mengatakan, capaian Industri Asuransi Jiwa berdasarkan laporan kinerja dari 56 Perusahaan Asuransi Jiwa di Indonesia yang mencatat tren positif pada penjualan produk asuransi jiwa tradisional. Disisi lain, produk asuransi jiwa unit link juga masih diminati masyarakat yang membutuhkan fitur investasi pada produk asuransinya.
“Meskipun tercatat menurun dibandingkan dengan tahun 2022, produk asuransi jiwa unit link masih menunjukkan pertumbuhan. Sampai akhir tahun 2023, premi dari produk asuransi jiwa unit link mencapai Rp 85.33 triliun. Sementara itu, produk asuransi jiwa tradisional masih mendominasi pendapatan premi dengan total perolehan sebesar Rp 92,33 triliun atau naik 14,1% dibandingkan dengan tahun 2022,” ungkap Budi.
Baca Lainnya :
- SMKN 3 Jakarta Bekali Siswa Public Speaking dan Event Management Lewat Program Guru Tamu
- 2.9 Triliun Jadi APBD Majalengka 2026, Ini Alasannya
- KPUD Jakarta Rilis Jumlah Pemilih Menjadi 8.239.242 di Semester II 2025
- Program MBG Kembali Disorot Usai Mobil Pengangkut Makanan Tabrak Siswa SD
- Bank Jakarta Telah Salurkan 100 Persen Dana Pemerintah, Tegaskan Siap Jika Dipercaya Lagi
Secara umum, lanjut Budi, total pendapatan asuransi jiwa sampai dengan akhir tahun 2023 berjumlah Rp 219,70 triliun. Angka tersebut menurun tipis 2% jika dibandingkan dengan total pendapatan di tahun 2022.
“Pendapatan premi asuransi jiwa sampai dengan akhir tahun 2023 berjumlah Rp 177,66 triliun. Hasil investasi menunjukkan pertumbuhan positif dengan naik 46.2% atau mencapai total Rp 32,03 triliun,” lanjut Budi.
Selain itu, Industri asuransi jiwa di tahun 2023 mencatat pencapaian positif dengan jumlah tertanggung yang mencapai 84,84 juta orang atau meningkat 0,5%. Total uang pertanggungan juga meningkat 9,9% menjadi Rp 5.343,43 triliun.
“Dari data tersebut dapat menggambarkan bahwa setiap individu yang mempunyai asuransi jiwa rata-rata memiliki uang pertanggungan sebesar Rp 63 juta. Jika dibandingkan dengan nilai upah minimum Jakarta saat ini sebesar Rp 5,6 juta maka dari angka tersebut dapat disimpulkan bahwa industri asuransi jiwa dapat memberikan ketahanan keuangan keluarga kepada setiap pemegang polis selama kurang lebih 12 bulan jika terjadi risiko yang mengakibatkan kerugian finansial. Semakin tinggi uang pertanggungan yang dimiliki maka akan semakin memperkuat ketahanan keuangannya,” ujar Budi.
Masih dalam capaian industri asuransi jiwa, AAJI juga mengungkapkan, klaim asuransi kesehatan mengalami peningkatan signifikan sepanjang tahun 2023.
"AAJI secara khusus menyoroti terjadinya peningkatan pada klaim asuransi kesehatan karena meningkatnya cukup besar," ungkap Ketua Bidang Literasi dan Pelindungan Konsumen AAJI Freddy Thamrin dalam acara tersebut.
Disebutkan, total klaim asuransi kesehatan di tahun 2023 meningkat sebesar 24,9 persen menjadi Rp 20,83 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 16,68 triliun.
Menurut Freddy, faktor utama pendorongnya (peningkatan klaim kesehatan) adalah inflasi medis yang tinggi, meliputi harga fasilitas kesehatan, biaya perawatan rumah sakit termasuk biaya pelayanan, obat dan berbagai tes kesehatan.
"Faktor lainnya adalah perubahan iklim ekstrem dan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan yang optimal," imbuhnya.
Untuk mengatasi tantangan ini, tambah Freddy, industri asuransi jiwa mengambil langkah-langkah seperti meninjau kerjasama dengan rumah sakit, mengevaluasi produk dan premi berdasarkan pengalaman klaim, serta memfasilitasi diskusi antar perusahaan anggota AAJI.
"AAJI sedang mengkaji pembentukan metode pertukaran informasi antar perusahaan anggota untuk mewujudkan sektor kesehatan yang lebih transparan, akuntabel dan efisien," pungkasnya. ** (Anton)

















