- Wamenkop Farida: Kopontren Dapat Menjadi Motor Penggerak Ekonomi Umat
- Koramil 13/Cisoka Salurkan Sembako kepada 20 KK di Kp Bendung
- Tim Bola Voli Putra Pussimpur Menkandaskan Mimpi Tim Gabungan Sdirdik, Sdirren Dan Kesehatan Menjadi Juara 3
- Menkop Ajak BINUS Dalam Percepatan Modernisasi Kopdes Merah Putih
- Setelah setahun renovasi, SKYE Kembali Buka Desember ini dengan Konsep Baru, Desain Hangat, dan Menu Istimewa yang Siap Memikat
- Bupati Tangerang Tinjau RW 11 Villa Tangerang Elok, Serap Aspirasi Warga Terkait Permasalahan Banjir
- Kemenkop Perkuat Pengawasan, Targetkan Koperasi Jadi Sokoguru Ekonomi Nasional dalam 5 Tahun
- Sesmen UMKM Dorong UMKM Manfaatkan Teknologi Tepat Guna untuk Tingkatkan Daya Saing
- Rijanto, Lantik dan Sumpah Janji Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama Pemkab Blitar
- Bupati Blitar HKN Ke -61 Perkuat Kolaborasi Wujudkan Generasi Sehat, Dan Hebat
Dinkes Barut Monitoring Dan Evaluasi Program Tuberculosis 2025

MEGAPOLITANPOS.COM - Muara Teweh - Pemkab Barito Utara melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat menggelar Monitoring dan Evaluasi (MONEV) program Tuberkulosis (TBC) tahun 2025.
Kegiatan diikuti oleh seluruh pengelola program TBC baik di RSUD, Puskesmas, Labkesda maupun Klinik Mandiri se-Kabupaten Barito Utara, Kamis (02/10/2025).
Pada kegiatan tersebut, seluruh peserta mendapatkan materi tentang Analisa dan Situasi program TB di Kabupaten Barito Utara, praktik SITB (Pencatatan dan Pelaporan), pemaparan materi TBC serta komitmen bersama Eliminasi TBC.
Baca Lainnya :
- Dua Babinsa Monitoring, Penutupan Tilawah Tingkat Kelurahan
- Dinkes Barut Monitoring Dan Evaluasi Program Tuberculosis 2025
- Babinsa Monitoring Gerakan Pangan Murah di Gerai Tangerang Gemilang
- Babinsa Kohod Monitoring Peresmian yayasan ponpes Dhuafa Yatim Ar Risalah
- Babinsa Tobat, Monitoring Gerak Jalan Santai
Kepala Dinkes Kabupaten Barito Utara melalui Kepala Bidang PSDK, Yessi Aria Puspita, SKM., M.Kes membuka secara langsung kegiatan tersebut.
Dalam sambutan tersebut disampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan Tuberkulosis mulai dari penemuan hingga pengobatan kasus.
"Selain itu, melakukan koordinasi antar faskes sebagai bentuk integrasi program yang berfokus pada pasien, mengevaluasi tatalaksana dan update program Tuberkulosis serta melakukan kegiatan monitoring terintegrasi program Tuberkulosis" .Yessi menerangkan.
Sebagai salah satu negara yang mempunyai beban TBC yang besar di dunia, Indonesia telah menyatakan TBC sebagai kedaruratan kesehatan secara nasional.
Disamping itu terdapat tantangan yang perlu menjadi perhatian yaitu meningkatnya kasus TBC-MDR, TBC-HIV, TBC dengan DM, TBC pada anak dan masyarakat rentan lainnya.
“Hal ini memacu pengendalian TBC nasional terus melakukan intensifikasi, akselerasi, ekstensifikasi dan inovasi program. Salah satu komitmen yang dilakukan Indonesia adalah mengembangkan peta jalan (Road Map) untuk mencapai tujuan eliminasi Tuberkulosis di tahun 2030,” tutupnya.
(A)


.jpg)













