- Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif Dalam Anugerah KIP 2025
- Komisi IV DPRD Kota Bogor Minta Pemkot Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan
- Ketahanan Energi Jadi Prioritas, Hulu Migas dan EBT Harus Berjalan Seimbang
- Mahathir Mohamad Terima Sertifikat Apresiasi Asian Inspired Leader dari IWO
- BNI Gelar RUPSLB untuk Perkuat Tata Kelola dan Strategi Hadapi 2026
- DWP Kementerian UMKM dan ID FOOD Salurkan Bantuan Perlengkapan Bayi untuk Korban Bencana di Sumatera
- Menkop Resmikan Command Center Untuk Percepat Digitalisasi dan Pengawasan Kopdes Merah Putih
- RW 02 Tirtajaya Depok Gelar Pra Musrenbang 2026, Serap Aspirasi Warga hingga Tingkat DPRD
- BNI Dukung Film Timur Karya Iko Uwais, Dorong Ekonomi Kreatif Nasional
- Evaluasi II Semester I Sanggar Tari Mustika Ayu Dinilai Disbudpar, Spektakuler
Berdongeng Saat Sakit Stroke
Para penonton dibuat ambyar

Keterangan Gambar : Budi Sabarudin Pendongeng Stroke
MEGAPOLITANPOS.COM, SMKN 2 Kota Tangerang - Budi Sabarudin pendongeng dalam keadaan sakit stroke, mampu mendongeng (monolog dongeng) di Aula SMKN 2 Kota Tangerang, Sabtu (27/8/2022) siang.
Cerita Budi, awal undangan mendongeng mau ditolaknya. Namun kesempatan mendongeng dalam keadaan tidak normal, baginya sungguh menyenangkan dan patut disyukuri juga.
"Akhirnya diterima dan tampil dalam acara Bincang-Bincang Bahas Sastra (B3S) yang digagas Pengurus Duveta SMKN 2 Kota Tangerang itu,"ujarnya.
Judul dongengnya Raja Tua dan Biji Benih Pohon.
Sebelum pentas, dadanya sempat berdebar-debar karena selama 3 tahun (covid-19 ditambah sakit stroke) ia belum pernah mendongeng lagi. "Berhenti total," tuturnya.
Katanya khawatir jatuh. Tapi Allah masih melindungi dan menyayanginya, subhanallah.
Sebelum pentas, di aula sekolah diberikan energi dengan bismillah dan dzikir sholawat dalam hati.
Alhamdulillah, " saya merasa lebih tenang lebih yakin, lebih kuat hingga pentas monolog dongengnya lancar,"ucapnya.
Saya pun heran dan kaget sendiri. Kok bisa monolog dongeng saat sakit stroke? Jawabnya karena kuasa Allah semata.
Tak hanya itu, selama 30 menit dia monolog dongeng, lebih dari 100 penonton dibuatnya menjadi ambyaaar.
Mendongeng dengan pendekatan seni pertunjukkan (Monolog dongeng) sengaja dipilih karena pendekatan ini belum dikembangkan oleh para pendongeng.
Umumnya pendongeng-pendongeng di negeri ini menggunakan pendekatan ventriloquism.
Akibatnya pola mendongeng menjadi seragam. "Saya menolak penyeragaman mendongeng seperti itu dan tak mau terjebak. Sebagai personal, dirinya harus merdeka dalam mendongeng,"pungkasnya.
















